Upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan yang diadakan pada Minggu, (17/08/2025) lalu masih saja menyisakan banyak cerita seru. Banyak hal unik yang disorot masyarakat dalam perayaan kemerdekaan yang ke 80 tahun ini.
Mulai dari baju adat yang rutin dipakai oleh para pejabat negara setiap upacara, dimana Presiden Prabowo menggunakan baju adat Betawi dan Wakil Presiden Gibran mengenakan baju adat Gayo.
Selain itu terdapat beberapa perbedaan mencolok dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi yakni nuansa istana yang sebelumnya berwarna merah di era Jokowi, berubah membiru di era Prabowo.
Teks Proklamasi juga yang biasanya dibacakan oleh petugas lain di era Jokowi (di 2024 dibacakan ketua DPR-RI Puan Maharani), saat era Prabowo teks Proklamasi tersebut dibacakan sendiri oleh Presiden.
Selain itu, Presiden Prabowo menyium bendera sebelum dikibarkan, berbeda di tahun sebelumnya dimana bendera langsung diserahkan kepada pembawa baki oleh Jokowi.
Selain hal-hal teknis dalam acara seremonial upacara, ada hal yang jauh lebih mengundang perhatian ramai masyarakat.
Tamu yang Merepotkan
Di balik kemeriahan dan ragam cerita unik yang beredar, publik juga mulai mempertanyakan esensi dari upacara tersebut, apakah benar-benar merefleksikan semangat kemerdekaan atau justru terjebak dalam seremoni simbolik yang kian jauh dari realitas kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
Gustika Jusuf Hatta, salah seorang tamu yang turut diundang menghadiri upacara resmi di Istana, dari titik jantung kekuasaan malah membuat ramai. Bagaimana tidak, dari singgasana tempat penguasa bertahta, ia berani lantang bersuara.
“Presiden Penculik, Wakil anak haram konstitusi!,” ujarnya melalui akun media sosial Instagram. Ya, sang cucu pendiri Republik, Bung Hatta membuat seantero negeri terkejut.
Senyum manis yang tampak di foto yang ia bagikan di akun pribadinya @gustikajusuf menyimpan amarah yang terbungkus dalam diam.